Ibu Bersayap Cinta


ENTRIES ABOUT FACEBOOK FOLLOW DASHBOARD PHOTOS
The owner


Template by Arysha Hafrina .
Basecode by Atin Tory .
Thanks too by L O V E.

Deadly touch



Assalamualaikum wbt...
Peace be upon you...


          Saya membesar dari tahun 60'an hingga pertengahan 70'an sebagai seorang anak kecil hinggalah remaja. Ketika itu saya hanya mengerti tentang bersekolah, mengaji quran, belajar agama/akademik, berkawan, bermain... bermain... dan bermain. Ketika itu saya tidak mengerti dan berfikir tentang perkara2 yg berat dan serius. Saya dibesarkan dengan suasana berbahasa yg tertib dan tingkah laku yg sopan.Yang paling menyeronokkan saya pada zaman kanak2 hingga remaja  adalah bergaul mesra dengan kawan2 dan jiran2 tetangga saya yg terdiri dari berbagai kaum,bangsa dan agama....Melayu, India, China, Benggali, Nepal, Eurasian...you name it, we have it.
       
           Waktu petang adalah waktu kami duduk2 dan berbual. Kawan2 abang dan kawan2 kakak saya yg jauh lebih tua dari usia saya, adalah kawan saya juga. Kami boleh bercerita dan berbual tentang apa saja tanpa merasai ada generation gap di antara kami. Kami banyak bercerita tentang perkara2 yang menyenangkan. Tidak pernah sekalipun timbul topik berbaur racism, politics atau topik2 yg menggusarkan. Life at that time was very tender and sweet. We had very high respect for one other.

           Kami tidak ada handphone, Ipad, tablet, computer dan lain2 teknologi canggih ketika itu. Gadget2 ini tidak wujud utk merosakkan perhubungan kami sesama manusia, sesama jiran tetangga. Bila berbual, kami bersemuka, bertentang mata, mendengar suara dan menghayati ekspresi masing2. Alangkah indahnya saat sebegitu. Kita mampu menghargai insan lain. Tapi kini ada Whatsapp, Telegram, BBM dan macam2 lagi. Bila berbual dengan hujung jari, kita tidak dapat melihat ekspresi muka, tidak dapat dengar intonasi suara, tidak dapat berkongsi rasa dan perasaan sama ada marah atau sedih atau gembira. Ini yg menjadikan kita manusia hilang rasa.... hilang perasaan.... hilang kesabaran. Sentuhan jari mampu 'membunuh'.

            Sayang sekali...
     kini interaksi dan komunikasi ...
semuanya duduk di hujung jari...
hanya menggunakan A,B,C. 

perbualan tiada batasan
 adakala menyinggung perasaan
adakala sungguh tidak sopan
adakala salah pengertian

topik perbualan memberi tegangan
isu politik dan perkauman
jangan dijadi bahan bualan
akhirnya semua kan bercakaran

orang muda pantang di tegur
nasihat sedikit sudah mengelupur
marah dihambur sesuka hati
bila dah 'sent' menyesal diri


Moral of this story is...
walaupun komunikasi kita hanya melalui maya sahaja... namun harus kita ingat kita sama2 ada hati dan perasaan utk rasa gembira,tersinggung, sedih, malu dan marah. Tapi apakan daya, teknologi banyak merosakkan komunikasi antara manusia dan meruntuhkan silaturrahim. Oleh itu jagalah bahasa dan tuturkata kita dalam berkomunikasi di maya kerana kata2 bila sekali sudah disebut tidak boleh ditarik kembali lagipun...

 bahasa adalah cerminan sikap kita yang sebenarnya
bahasa adalah cerminan adab dan moral kita 
bahasa adalah cerminan bangsa dan agama kita






         
         
0 SAY SOMETHING

Newer Post
Older Post